Unconscious Mind

7:02 PM

Pantai Soka - Tabanan, Bali

Ketika kita mengenang masa kecil, akan banyak sekali kenangan - kenangan indah yang menarik dan yang sulit kita lupakan. Selain kenangan - kenangan indah yang dengan sadar kita ingat, ada pula kenangan sedih atau buruk yang dengan sadar pula ingin kita lupakan. Namun sayangnya, kita mengingatnya unconsciously.

Terkadang pengalaman sedih itu yang membentuk karakter kita jika kita salah menyikapinya. Mungkin sering kita dengar cerita di film atau berita di televisi, seseorang yang tega melakukan hal buruk pada orang lain yang ternyata setelah diusut masa lalu nya kelam. Sewaktu kecil sering di-bully, sering direndahkan, dll dan akhirnya karena salah menyikapinya malah dilampiaskan menjadi orang bejat semasa tumbuh dewasa.
Ada pula yang takut berbicara di depan banyak orang, ternyata pengalamannya semasa kecilnya sering diledek di depan kelas, dan semacamnya.

Bahkan kadang ada juga hal negatif yang kita anggap sepele saat ini, gosip misalnya, secara bawah sadar itu justru yang mengekang kita untuk tumbuh dan berpikir positif. Misalnya urusan kantor, klise sekali bahwa banyak yang kerja kantoran merasa tidak bahagia, namun tentunya tidak semua. Nah sayangnya ketika terjadi hal yang kurang nyaman terhadap kita, justru tanpa sadar kita akan mulai menyalahkan. Menyalahkan si A, si B, atasan yang menutut ini itu, teman yang selalu membuat tidak nyaman, lingkungan kerja yang jenuh dan seterusnya, dan itu yang sering saya alami.

Jika kita tarik jauh sudut pandang kita ke atas, apakah pada kondisi itu saat yang tepat untuk mencari kesalahan dari pihak lain? Menurut saya tidak (mumpung pikiran lagi bening gini), kenapa? Karena kita lupa untuk melihat dan mengoreksi diri kita sendiri. Kita sering lupa introspeksi diri dan cenderung menyalahkan lingkungan karena itu lebih mudah dilakukan. Kita merasa sangat mudah dan puas ketika menyalahkan orang lain atas kondisi buruk yang kita alami. Sebaliknya, kita akan merasa sangat mudah merasa bangga pada diri kita sendiri, ketika kita pada kondisi menyenangkan dan baik. Menurut saya itu sifat yang sulit untuk dikendalikan, dan sampai saat ini pun saya masih belajar untuk mengendalikannya dan sifat itu terbentuk dari berbagai pengalaman menyedihkan yang telah kita alami dari masa kecil hingga sekarang.

Itu semua adalah pendapat pribadi saya dan pesan untuk teman - teman yang membaca dan khususnya juga untuk diri saya sendiri, jangan kita biarkan alam bawah sadar kita menumpuk pengalaman - pengalaman buruk dan negatif yang bisa mengarahkan paradigma kita. Semakin bertambah umur, saya rasa kita semua setuju bahwa sudah saatnya mengurangi pikiran - pikiran yang menyiksa diri kita sendiri dan meniti pikiran baik dan membahagiakan agar hidup lebih terasa nyaman dan tenteram. 

Salam,

You Might Also Like

0 comments